situspuisi.blogspot.com merupakan Blog kumpulan puisi yang menyediakan contoh puisi pendek terbaik karya indonesia.

Puisi Ranah Menanti Karya Nella Maresta

 Puisi Ranah Menanti

Angin berjalanlah padanya
Bumi goncangkan hatinya
Hati meratap serulah
Ranah merindu yuang

Topan rengkuhlah jiwa
Badai pagutlah raga
Hujan basuh luka
Ranah mananti yuang

Rantau ranah pilihan
Rantau ranah panggilan
Rantau ranah goyahlah
Rantau ranah pulanglah..

Bayang datang ayah
Asa meratap mande
Kampung sorak taragak
Ranah kerinduan yuang..

Tanah rantau lepaslah
Waktu pada ranah kesepian
Rantau hantar buyuang
Kampung menanti pulang

Meraba mande tua masanya
Terlentang ayah resah hati
Atau tinggal jasad terkubur tanah
Pulang yuang Ranah risau Menanti


Puisi Ranah Menanti Karya Nella Maresta 

Arti Puisi Ranah Menanti
Puisi ini bercerita tentang kerinduan kampung halaman pada pemudanya yang merantau dan tak kunjung pulang,tak berjumpa ayah,bundanya.Gemerlap tanah rantau mungkin lebih memikat hati perantau hingga kampung halaman ranah bundo(Ranah Minangkabau) padang,Sumbar perlahan terlupakan dan enggan pulang.Seruan orang tua yang rindu berjumpa anak,karena umur tak dapat dikira,akankah bertatap muka kembali dengan buah hati,atau justru kabar kematian yang akan membawanya pulang.

Puisi Di tepi Harapan Karya Sasky Oktafian Nabilla

DI TEPI HARAPAN

Mengadu bersilih sendu
Tua ladam menghantar padam
Hujan rindang berkoyak malam

Bertopang menghantarkan berduri
Berduri lain gerigi
Memandang saling teruji

Dara pekat
Lekat berkarat
Berkarang beragam laktat

Memantang
Berkawan siulan
Batu merah beradu jantan
Beradu berkoyak halangan
Apakah yang dituju dalam perjalanan?

Mulut berpisau tajam
Terhantam oleh karang
Menjadi lautan
Di batas mimpi harapan

Puisi Di Tepi Harapan Karya sasky oktafian nabilla

Arti Puisi Di Tepi Harapan
Puisi ini berceritakan tentang papua, khususnya suku di pedalaman papua, bahwa mereka dengan keterbatasan lingkungan untuk berpendidikan, tetapi mereka masih bisa berkarya, semangat mereka bahkan lebih besar dari kita yang berpendidikan. walaupun harus bertarung dengan keterbatasan, tetapi mereka masih bisa mewujudkan apa yang mereka inginkan.

Tersesat Dihati Sang Batu Karya Feni Lintang Utari

Tersesat Dihati Sang Batu

Waktu yang berputar lalu menegurku untuk mengingat itu
Kala aku dulu pernah bodoh untuk mencintai sang batu
Aku mati dan terkubur dalam rasa sakitku
Saat ku tau kau telah terhanyut dengan rayuan wanita yang aku pun tak tahu

Berjalan aku disudut ruang kasihmu yang lalu
Kita bahagia dengan cinta pelangi yang indah seperti sebuah irama dalam lagu
Kita menari dan melayang diatas awan - awan kebahagiaan
Namun sayang kebahagiaan itu kini hanya menjadi kenangan

Kasih, cinta, dan kasing sayang itu indah
Tapi kenapa mereka solah - olah hanya dijadikan panah
Untuk membidik sang amarah
Yang lalu hanya menitipkan sebuah luka di dalam sebuah kisah

Ku akui dulu aku tersesat dihati sang batu
Aku berlari dan tak akan pernah kembali ketempat itu
Dimana disitu tumbuh sakit dihati tulusku
Dan aku percaya aku akan bahagia jika tak bersamamu

Tersesat Dihati Sang Batu Karya Feni Lintang Utari

Arti Puisi Tersesat Dihati Sang Batu:
puisi ini saya (penyair) buat untuk seseorang yang saya kagumi yang mana dia juga memberikan harapan kepada saya. Tapi saya harus terima kalau kami tak akan pernah bersatu. Karena kini dia telah memiliki kekasih. Setelah saya tau akhirnya saya memutuskan untuk pergi dari hatinya dan tak akan pernah kembali.

Puisi Tersesat Dihati Sang Batu terdiri dari:
  • Puisi terdiri dari 4 bait
  • Termasuk Puisi Cinta & Puisi Sedih
Puisi Tersesat Dihati Sang Batu telah dikirim ke Situs Puisi oleh Feni Lintang Utari

Last Post = Puisi Tamparan Yang Meninggalkan Cahaya Bulan Karya Novita Sari

Tamparan Yang Meninggalkan Cahaya Bulan Karya Novita Sari

Tamparan Yang Meninggalkan Cahaya Bulan

Aku tau mungkin mereka sama-sama samar
Aku yang terlalu gelap
Tidak terlalu compang-camping
namun mereka masih lebih baik

Apa yang lebih buruk dari gelap
Kurasa itu yang terdalam
Seharusnya aku melihat yang baik untukku
Bukan sengaja mengacuhkan itu

Aku takut, ia
Aku terlalu takut akan akan ia
Namun aku selalu saja membuat ia kesal
Lalu aku harus menyalahkan siapa
Jika tamparan itu meninggalkan cahaya bulan

Tamparan Yang Meninggalkan Cahaya Bulan Karya Novita Sari

Arti Puisi Tamparan Yang Meninggalkan Cahaya Bulan
Makna dari puisi diatas ialah, penyesalan akan kesalahan yang diperbuat dengan sengaja, lalu sampai pada titik dimana dia mendapat teguran oleh yang diatas, dan teguran itu membekas dan membuat ia menyadari kesalah tersebut.

Puisi Tamparan Yang Meninggalkan Cahaya Bulan terdiri dari:
  • Terdiri dari tiga bait
  • Termasuk kedalam Puisi Bebas
  • Termasuk Puisi Penyesalan
Puisi Tamparan Yang Meninggalkan Cahaya Bulan telah dikirim ke Situs Puisi oleh Novita Sari.

Next Post = Puisi Tersesat Dihati Sang Batu Karya Feni Lintang Utari
Last Post = Puisi Hari Kemerdekaan 17 Agustus Karya Zahni Hafizh Atsari

Hari Kemerdekaan 17 Agustus Karya Zahni Hafizh Atsari

Hari Kemerdekaan 17 Agustus

17 Agustus 1945
Hari ini aku menghadap sang saka
Hentak beraniku menyosong citaku
Suci jiwaku menggapai harapanku

Aku anak bangsa Indonesia
Suara lantang menyuarakan
Merdeka...,Merdeka...,Merdeka...
Majulah Indonesiaku

Hari ini... hari kemerdekaan Bangsa Indonesia
Hari kebangsaan Indonesia
Hari lahirnya Bangsa Indonesia

Semangat juang para pahlawan
Gugur damai di medan perang
Harum namamu di kandung badan
Merdeka...,Mrdeka...,Merdeka...
Jayalah selalu Bangsa Indonesiaku

Hari Kemerdekaan 17 Agustus Karya Zahni Hafizh Atsari

Arti Puisi Hari Kemerdekaan 17 Agustus:
Pada tanggal 17 Agustus aku sedang mengikuti upacara. Keberanianku mempertahankan bangsa. Jiwa yang suci karena pengorbanan. Aku anak indonesia teriakan merdeka dan doaku kepada ilahi

Puisi Hari Kemerdekaan 17 Agustus terdiri dari:
  • Termasuk Puisi Perjuangan & Puisi Kemerdekaan
Puisi Hari Kemerdekaan 17 Agustus telah dikirim ke Situs Puisi oleh Zahni Hafizh Atsari.

Next Post = Puisi Tamparan Yang Meninggalkan Cahaya Bulan Karya Novita Sari
Last Post = Puisi Aku Karya Chairil Anwar
Copyright © situspuisi.blogspot.com | Powered by blogger.